Wednesday, November 12, 2014
Tuesday, July 29, 2014
4:34 PM
SEG UNPAD Student Chapter
Beberapa tahapan yang biasa dilalui didalam pengolahan data seismik menurut http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/pengolahan-data-seismik.html:
1. Edit Geometri
Data sebelumnya di-demultiplex dan mungkin di-resampel kemudian di-sorting didalam CDP (common depth point) atau CMP (common mid point). Informasi mengenai lokasi sumber dan penerima, jumlah penerima, jarak antara penerima dan jarak antara sumber di-entry didalam proses ini.
Data sebelumnya di-demultiplex dan mungkin di-resampel kemudian di-sorting didalam CDP (common depth point) atau CMP (common mid point). Informasi mengenai lokasi sumber dan penerima, jumlah penerima, jarak antara penerima dan jarak antara sumber di-entry didalam proses ini.
2. Koreksi Statik
Koreksi statik dilakukan untuk mengkoreksi waktu tempuh gelombang seismik yang ter-delay akibat lapisan lapuk atau kolom air laut yang dalam.
Koreksi statik dilakukan untuk mengkoreksi waktu tempuh gelombang seismik yang ter-delay akibat lapisan lapuk atau kolom air laut yang dalam.
3. Automatic Gain Control (AGC)
Kompensasi amplitudo gelombang seismik akibat adanya divergensi muka gelombang dan sifat attenuasi bumi.
Kompensasi amplitudo gelombang seismik akibat adanya divergensi muka gelombang dan sifat attenuasi bumi.
4. Dekonvolusi (Pre-Stack)
Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir efek multiple.
Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir efek multiple.
5. Analisis Kecepatan (Velocity Analysis) dan Koreksi NMO
Analisis kecepatan melibatkan semblance, gather, dan kecepatan konstan stack. Informasi kecepatan dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out)
Analisis kecepatan melibatkan semblance, gather, dan kecepatan konstan stack. Informasi kecepatan dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out)
6. Pembobotan tras (Trace Weighting)
Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multiple yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum stacking. Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan multiplenya sehingga dapat mengurangi kontribusi multiple dalam output stack.
Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multiple yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum stacking. Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan multiplenya sehingga dapat mengurangi kontribusi multiple dalam output stack.
7. Stack
Penjumlahan tras-tras seismik dalam suatu CMP tertentu yang bertujuan untuk mengingkatkan rasio sinyal terhadap noise. Nilai amplitudo pada waktu tertentu dijumlahkan kemudian dibagi dengan akar jumlah tras.
Penjumlahan tras-tras seismik dalam suatu CMP tertentu yang bertujuan untuk mengingkatkan rasio sinyal terhadap noise. Nilai amplitudo pada waktu tertentu dijumlahkan kemudian dibagi dengan akar jumlah tras.
8. Post-Stack Deconvolution
Dekonvolusi mungkin dilakukan setelah stacing yang ditujukan untuk mengurangi efek ringing atau multipel yang tersisa.
Dekonvolusi mungkin dilakukan setelah stacing yang ditujukan untuk mengurangi efek ringing atau multipel yang tersisa.
9. Migrasi F-K (F-K Migration)Migrasi
dilakukan untuk memindahkan energi difraksi ke titik asalnya. Atau
lapisan yang sangat miring ke posisi aslinya. Mingrasi memerlukan
informasi kecepatan yang mungkin memakai informasi kecepatan dari
velocity analysis. Gambar dibawah menunjukkan karakter rekaman seismik
sebelum dan sesudah migrasi.
10. Data Output
Rekaman seismik di atas adalah courtesy USGS
Flow pengolahan data seismik (http://geniusepark.blogspot.com/2013/02/pengolahan-data-seismik.html)
Wednesday, July 9, 2014
12:21 PM
SEG UNPAD Student Chapter
KB (Kelly Bushing) adalah sebuah perangkat pengeboran yang dipasang sebagai konektor antara Kelly dan Rotary Table (lihat foto dibawah).
KB Elevation adalah ketinggian KB dari permukaan tanah (untuk sumur bor darat) atau dari permukaan laut (untuk sumur bor laut).
TVD (True Vertical Depth) adalah kedalaman sumur bor secara vertikal dari permukaan tanah sampai ke TD (Terminal Depth).
MD (Measured Depth) adalah kedalaman sumur bor secara keseluruhan dihitung dari permukaan tanah. Pada kasus sumur bor vertikal, MD akan sama dengan TVD. MD tentunya akan sama dengan TD.
TVD dan MD digunakan untuk kasus sumur bor di darat.
A adalah TVDSS (True Vertikal Depth Sub Sea) sama seperti kasus TVD diatas hanya saja dihitung dari muka air laut (MSL = Mean Sea Level).
B adalah TVDBML (True Vertical Depth Below Mud Line) adalah TVD yang dihitung dari Sea Floor (ML=Mud Line)
C adalah MDSS (Measured Depth Sub Sea) sama seperti definisi MD diatas hanya saja dihitung dari MSL.
D adalah MDBML (Measured Depth Below Mud Line) adalah MD dihitung dari ML.
sumber : http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2008/09/kelly-bushing-dll.html
11:09 AM
SEG UNPAD Student Chapter
Dalam pengambilan data seismik, terdapat berbagai konfigurasi berdasarkan letak sumber (source) dan penerima (receiver), yaitu Common Deep Point (CDP), Common Receiver (CR), Common Shot (CS), dan Common Offset.
CDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal (tidak miring) CDP dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point).
Selain CDP dikenal juga CR (Common Receiver) untuk konfigurasi beberapa sumber satu penerima, CS (Common Shoot) untuk konfigurasi satu sumber beberapa penerima dan Common Offset untuk konfigurasi sumber penerima dengan jarak (offset) yang sama.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah berikut respon seismiknya.
Gambar di bawah menunjukkan respon geombang seismik dengan berbagai konfigurasi seperti yang telah disebutkan di atas :
sumber : http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/07/cdp.html
CDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal (tidak miring) CDP dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point).
Selain CDP dikenal juga CR (Common Receiver) untuk konfigurasi beberapa sumber satu penerima, CS (Common Shoot) untuk konfigurasi satu sumber beberapa penerima dan Common Offset untuk konfigurasi sumber penerima dengan jarak (offset) yang sama.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah berikut respon seismiknya.
Gambar di bawah menunjukkan respon geombang seismik dengan berbagai konfigurasi seperti yang telah disebutkan di atas :
sumber : http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/07/cdp.html
Subscribe to:
Posts (Atom)